What's New

Market Outlook 2022 - Going Forward New Economy Era
17 Feb 2022

Pertumbuhan PDB mendorong IHSG

Pertumbuhan ekonomi Indonesia (PDB) akan berakselerasi menjadi 5,0% di FY22 dan 5,2% FY23, dengan Rupiah stabil di Rp 14.300 untuk FY22, didukung oleh siklus pemulihan awal ekonomi di 4Q21,penanganan COVID-19 yang terkendali dan kenaikan harga komoditas. Kami memperkirakan Bank Indonesia akan mulai menaikkan suku bunga acuan di 2H22, dengan kenaikan 25bps di 3Q22 dan 25bps lagi di 4Q22.
 
Transisi Pandemi menjadi endemik
Optimisme akan transisi pandemi, seiring bed occupancy rate (BOR) varian Omicron lebih rendah meski kasus harian COVID-19 telah melampaui varian Delta, dari segi kecepatan dan jumlah. Selain itu menggunakan runrate saat ini, kami menilai cakupan vaksinasi penuh dapat mencapai di atas 65% dari target pemerintah pada Februari'22 dan >80% pada April'22, bersamaan dengan vaksinasi booster yang saat ini tengah dilakukan. Hal ini memberi peluang 'Herd Immunity' akan tercapai pada 2Q22 dan transisi dari pandemi COVID-19 di tahun 2022.
 
Old Economy vs New Economy
Saat ini, mayoritas perusahaan konvensional berinvestasi besar-besaran pada teknologi digital untuk beradaptasi dengan revolusi industri. EMTK adalah salah satu contoh perusahaan konglomerat media berevolusi dari penyiar TV menjadi grup yang berfokus pada teknologi. Di sisi lain, perbankan seperti BBCA berinvestasi dalam pengembangan aplikasi bank digital BLU melalui anak perusahaan yang baru diakuisisi, BBRI mengubah Bank BRI Agro menjadi Bank Raya, dan BNI berpotensi bermitra dengan Shopee untuk meluncurkan anak perusahaan bank digital baru. Hal ini menunjukkan strategi perusahaan old economy yang konvensional untuk mulai beradaptasi dan dapat bersaing dengan bisnis new economy.
 
Target IHSG 2022 di 7.425 merefleksikan target PER 15,3x 2022F
 
IHSG melampaui rekor tertinggi pertama di Nov'21 pada level 6.720, ditengah meredanya kasus COVID-19. Hal ini sejalan dengan estimasi kami di FY 21 dengan target IHSG di level 6.800. Untuk FY22, kami memproyeksikan target IHSG pada level 7,425 yang merefleksikan target PER 2022F 15,30x. Kami melakukan analisa sensitivitas terhadap target IHSG tahun ini dengan mengasumsikan +/- 5% dari EPS 2022F di Rp 480 per saham (Base Scenario) dan +/- 150 bps dari PER rata rata 15,3x (Base Scenario). Dari hasil analisa sensitivitas, kami memperkirakan target IHSG tahun ini berkisar antara 6.102 hingga 8.856, merefleksikan target PER 2022F 13,3x hingga 17, 3x.

Key Risk: 1) Pelemahan harga komoditas (batu bara, nikel, timah, CPO); 2) Pelemahan nilai tukar Rupiah; 3) Realokasi belanja modal produktif untuk pandemi Covid-19; 4) Potensi gelombang varian baru
 
Key Catalyst: 1) Rating investment grade dari S&P; 2) Solid-nya belanja konsumsi rumah tangga; 3) Pertumbuhan PDB; 4) Inflasi relatif rendah; 5) Sehatnya kondisi makro dan ketahanan perbankan nasional.
 

For full research please click this link Outlook 2022 - Going Forward New Economy Era.pdf